HEMORAGIE POSTPARTUM (HPP)
ATAU PERDARAHAN POSTPARTUM


A. PENGERTIAN PERDARAHAN POST PARTUM

1. Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah 500 cc atau lebih dari jalan lahir setelah bayi lahir (Hughes, 1972).
2. Hilangnya darah 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala tiga persalinan (ekspulsi atau ekstraksi plasenta dan ketuban) (Taber, 1994)

Perdarahan postpartum merupakan salah satu dari penyebab yang sering terjadi
pada kematian maternal, sedangkan 2 dari yang lainnya adalah preklamsia/eklamsia dan tromboplebitis. Seringkali wanita akan mengalami perdarahan hebat saat persalinan. Perdarahan mungkin terjadi secara dini yaitu pada 24 jam pertama atau pada saat akhir persalinan pada 24 jam berikutnya sampai hari ke-28.

Toleransi terhadap perdarahan pada saat persalinan yang biasanya ditimbulkan oleh kehamilan, jelas memungkinkan kelangsungan hidup ras manusia sebelum era perawatan di rumah sakit dan adanya bank darah. yang merupakan predisposisi terjadinya perdarahan hebat dan selanjutnya kematian bila tidak tersedia penanganan secara ahli, termasuk pergantian darah yang tepat.


B. KLASIFIKASI PERDARAHAN POSTPARTUM

Perdarahan postpartum primer/perdarahan postpartum dini

Merupakan semua kejadian perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan (Widyastuti, 2002)

Merupakan perdarahan yang berlebihan selama 24 jam pertama setelah kala tiga persalinan selesai (Taber, 1994)

Perdarahan postpartum sekunder/perdarahan postpartum lanjut

Merupakan perdarahan yang terjadi selama kasus perdarahan postpartum yang terjadi antara 24 jam pertama setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa postpartum (Widyastuti, 2002)

Merupakan perdarahan yang berlebihan selama masa nifas, termasuk periode 24 jam pertama setelah kala tiga persalinan selesai (Taber, 1994)


C. ETIOLOGI PERDARAHAN POSTPARTUM

Penyebab perdarahan postpartum adalah :

1. Plasentasi abnormal
- Plasenta previa
- Solitio plasenta
- Plasenta akreta
- Kehamilan Ektopik
- Mola hidatidosa

2. Trauma selama masa persalinan
Persalinan pervaginam dengan komplikasi seksio sesaria atau histerektomi, risiko meningkatnya perdarahan adalah dengan adanya :
- Uterus yang sebelumnya mempunyai jaringan parut
- Paritas tinggi
- Hiperstimulasi
- Persalinan macet
- Manipulasi intrauteri
3. Volume darah maternal yang sedikit
Terjadinya hipovolemia. Hal ini terganggu oleh :
- Preklamsia berat
- Eklamsia

4. Atonia Uteri
Uterus yang mengalami overdistensi
- Janin lebih dari satu
- Hidramnion
- Distensi dengan bekuan darah
Anestesua atau analgetia
- Partus presipitatus
- Partus lama
- Stimulasi dengan oksitosin atau prostalglandin
Atonia uterus sebelumnya

5. Gangguan koagulasi-menginfestasikan penyebab-penyebab lain
- Solutio plasenta
- Emboli cairan amnion
- Preklamsia/eklamsia berat
- Koagulasi kongenital
- Sepsis

Ketika salah satu predisposisi ini terjadi, biasanya dokter akan meresepkan oksitosin intravena selama beberapa jam setelah persalinan.
Kasus kejadian Perdarahan Postpartum di Negara Berkembang tahun 2008.1. Atonia uteri (50-60 %).2. Retensio placenta (16-17%).3. Sisa placenta (23-24 %).4. Laserasi jalan lahir (4-5 %).5. Kelainan darah (0,5-0,8 %).


D. PATOFISIOLOGI PERDARAHAN POSTPARTUM

Selama masa kehamilan banyak sekali sinus-sinus darah terbentuk di bawah plasenta. Setelah persalinan otot uterus berkontraksi, gerakannya menutup pembuluh darah, dan mencegah kehilangan banyak darah. Bila terdapat jaringan dalam uterus atau bila otonya terlampau teregang, uterus tidak dapat berkontraksi dengan sempurna dan mengakibatkan hemoragie atau perdarahan. Oleh karena itu, plasenta tertahan, inversi uterus, dan tumor dapat menyebabkan perdarahan postpartum serius.

Ketika terdapat laserasi (robekan) servik atau vagina yang merupakan tempat darah mengalir, tidak ada kontraksi uterus yang dapat menghentikan hemoragie atau perdarahan. Setelah persalinan dokter menginpeksi jalan lahir dengan ketat untuk mengetahui adanya laserasi. Bila didapati hal tersebut, maka keadaan diperbaiki dengan cepat. Kadang-kadang pembuluh darah yang masih terbuka tidak terlihat dan masih mengakibatan hemoragi lanjutan.


E. KOMPLIKASI DARI PERDARAHAN POSTPARTUM

Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat mengakibatkan :
1. Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat. Apabila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau nekrosis tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan ibu tidak terselamatkan.
2. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
3. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat mempengaruhi sistem endokrin.


F. PROGNOSIS PERDARAHAN POST PARTUM

Angka kematian ibu mencapai 7,9 % (Mochtar. R), dan menurut Wignyosastro angka kematian ibu mencapai 1,8-4,5% dari kasus yang ada.


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG PERDARAHAN POSTPARTUM

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan
2. Pemeriksaan USG
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterin
3. Kultur uterus dan vaginal
Menentukan efek samping apakah ada infeksi yang terjadi
4. Urinalisis
Memastikan kerusakan kandung kemih
5. Profil Koagulasi
Menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsial


H. PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTPARTUM
1. Pencegahan
- Obati anemia dalam masa kehamilan
- Pada pasien yang mempunyai riwayat perdarahan sebelumnya, agar
dianjurkan untuk menjalani persalinan di RS
- Jangan memijat dan mendorong uterus sebelum plasenta lepas
2. Penanganan
- Tentukan CGS atau skala kesadaran
- Bila syok dan koma maka kolaborasikan terapi intravena berupa darah
- Kontrol perdarahan dengan pemberian O2 3lt/menit
3. Penatalaksanaan secara umum saat terjadinya perdarahan
a. Hentikan perdarahan.
b. Cegah terjadinya syock.c. Ganti darah yang hilang.
4. Penatalaksanaan khusus:a. Tahap I (perdarahan yang tidak terlalu banyak): Berikan uterotonika, urut/
massage pada rahim, pasang gurita.b. Tahap II (perdarahan lebih banyak): Lakukan penggantian cairan (transfusi atau
infus), prasat atau manuver (Zangemeister, frits), kompresi bimanual, kompresi
aorta, tamponade uterovaginal, menjepit arteri uterina.c. Bila semua tindakan diatas tidak menolong: Ligasi arteria hipogastrika,
histerekstomi.


ASUHAN KEPERAWATAN
IBU NIFAS BERMASALAH DENGAN
HEMORAGIE POSTPARTUM (HPP)


PENGKAJIAN DATA DASAR UMUM
1. Aktivitas, Istirahat
Laporan kelelahan yang amat sangat

2. Sirkulasi Darah
Penurunan pengikatan Hb dan penurunan kadar Ht akibat terjadinya perdarahan 500 cc, menyebabkan rasa pusing dan lemas

3. Integritas Ego
Laporan cemas, takut dan emosi cepat marah

4. Seksualitas
Persalinan lama, penggunaan forcep, dan kelahiran sulit

Pengkajian Data Dasar Hemoragie Postpartum Primer
1. Sirkulasi
Takikardi dan Hipotensi
Pucat
Akral dingin

2. Eliminasi
Kesulitan berkemih dapat menunjukkan hematoma dari porsi atas vagina

3. Nyeri
Sensasi nyeri yang amat sangat.
Nyeri vulva/vagina/pelvis è Akibat Hematoma
Nyeri uterus lateral
Nyeri panggul è Hematoma ke dalam ligamen luas
Nyeri tekan abdominal è Atoni uteri dan fragmen plasenta tertahan
Nyeri abdominal è Inversi uterus

4. Aman dan Nyaman
Laserasi atau robekan jalan lahir
Hematoma

5. Seksualitas
Pembesaran uterus lunak dan menonjol

Pengkajian Data Dasar Hemoragie Postpartum Sekunder
1. Sirkulasi
Takikardi dan Hipotensi
Pucat
Akral dingin

2. Nyeri
Nyeri tekan pada uterus è Fragmen plasenta tertahan
Ketidaknyamanan vagina è Hematoma

3. Aman dan Nyaman
Bau busuk akibat infeksi

4. Seksualitas
Tinggi fundus uterus gagal kembali seperti semula diakibatkan pecahnya pembuluh darah dan meningkatnya kelenturan uteri


PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan dan memperbaiki volume sirkulasi/perfusi jaringan
2. Mencegah komplikasi
3. Memberikan informasi dan dukungan yang tepat pada klien/pasangan


DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskular berlebihan
Intervensi Keperawatan :
- Kaji riwayat persalinan sebelumnya
- Kaji penggunaan pembalut dengan menimbangnya
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji tingkat nyeri yang dialami

2. Perubahan perfusi jaringan b.d hipovolemia
Intervensi Keperawatan :
- Pantau hasil laboratorium tentang kadar Hb, Ht, masa perdarahan, dan masa pembekuan
- Perhatikan perubahan tingkat kesadaran yang dialami
- Pemberian terapi O2

3. Risiko terjadinya infeksi b.d trauma jaringan
Intervensi Keperawatan :
- Mencuci tangan sesbelum melakukan tindakan
- Perhatikan perubahan tanda-tanda vital
- Inpeksi jalan lahir untuk menentukan adanya tanda-tanda radang

4. Ansietas b.d krisis situasi, stres, perubahan keadaan dan peran sosial
Intervensi Keperawatan :
- Kaji koping yang biasa digunakan
- Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung
- Berikan informasi mengenai modalitas tindakan

5. Resiko terjadinya anemia berhubungan dengan efek dari perdarahan
Intervensi Keperawatan
- Identifikasi pengetahuan pasien tentang anemia dan jelaskan penyebab dari anemia.
- Anjurkan pada pasien untuk tirah baring.R/ Aktivitas yang sedikit akan mengurangi metabolisme sehingga beban suplai oksigen ke jaringan akan menjadi lebih baik.
- Kolaborasi dalam pemberian nutrisi yang adekuat (Diet TKTP).
- Kolaborasi dengan dokter dalam:- Pemberian koagulantia dan roburantia.- Pemberian transfusi.- Pemeriksaan DL secara berkala.
- Observasi KU pasien, konjungtiva dan keluhan pasien.

6. Resiko terjadinya syock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang terjadi secara terus menerus.
Intervensi Keperawatan
- Anjurkan pasien untuk lebih banyak minum.
- Observasi TTV tiap 4 jam
- Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi.
- Observasi intake cairan dan output.
- Kolaborasi dalam:- Pemberian cairan infus atau transfusi.- Pemberian koagulantia dan uterotonika.- Pemesangan CVP.- Pemeriksaan BJ Plasma.
7. Self care defisit berhubungan dengan kelemahan fisik
Intervensi Keperawatan :
- Jelaskan pada pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan diri.
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi (makan dan minum)
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri.
- Observasi pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, dkk . 1995 . Obstetri Williams . Jakarta : EGC

Depkes, RI. 1990 . Keperawatan Kebidanan yang Berorientasi pada Keluarga (Perawatan III) Jilid ii Edisi I . Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kessehatan RI

Depkes, RI . 1998 . Asuhan Keperawatan Ibu Nifas ( Postnatal ). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Depkes, RI. 1999 . Perdarahan Postpartum Materi Untuk Pengajar . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Doenges Marilyin dan Moorhouse Mary . 2001 . Rencana Perawatan Maternal/Bayi Pedoman Untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2 . Jakarta : EGC

Hamilton, PM . 1995 . Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6 . Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif dkk . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1 . Jakarta : Media Aesculapius


Taber, Ben-zon . 1994 . Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi . Jakarta : EGC

0 komentar:

Posting Komentar